Senin, 25 Maret 2013

Catsuit, Trend Busana yang Sedang Melanda Artis Hollywood

catsuit
Catsuit adalah jenis busana terusan yang menutupi seluruh tubuh pemakainya mulai dari leher hingga kaki. Biasanya potongan catsuit ketat membungkus badan dengan menggunakan resleting di bagian punggung sebagai penutup.
Bahan pembuat busana yang jelas mempertontonkan lekuk tubuh pemakainya itu biasanya dari lycra, kulit, spandex, lateks dan berbagai bahan elastis lainnya, agar pemakai busana tersebut tidak kesulitan dan masih bisa bergerak bebas tanpa membuat baju tersebut sobek.
Jika Anda tahu tokoh Catwoman di film Batman, nah, busana seperti yang digunakan oleh Catwoman itu lah yang dimaksud dengan catsuit.
Kini, artis Hollywood banyak yang mengenakan catsuit dalam berbagai penampilan mereka di muka publik, atau bahkan pada konser musik yang mereka adakan.
Misalnya Jessie J. Pelantun lagu Price Tag ini cukup sering mengenakan catsuit dalam berbagai kesempatan dan juga pada konsernya, seperti di acara MTV EMA. Jessie J nampak mengenakan sebuah catsuit yang bergambar unik namun tak terlalu seronok.
Catsuit Jessie J
Lalu penyanyi Jennifer Lopez, yang juga sempat beberapa kali dalam pertunjukkannya mengenakan catsuit, seperti di bawah ini.
catsuit
Nama lain artis Hollywood yang juga kerap mengenakan catsuit adalah Lady Gaga, Nicki Minaj, Britney Spears, dan Madonna, serta Angelina Jolie dalam film Tomb Rider-nya.
Untuk Indonesia? Ah, semoga saja trend memakai catsuit ini tidak ikut melanda artis kita.

Tex Saverio Desainer muda Indonesia


Satu bukti lagi bahwa Indonesia memiliki anak-anak bangsa yang berbakat dan patut dibanggakan. Tex Saverio, atau yang lebih akrab dipanggil Rio, merupakan seorang fashion designer dalam negeri yang belakangan ini menghebohkan dunia fashion Indonesia maupun Internasional. Pemuda kelahiran Jakarta, 28 Agustus 1984 tersebut memang sudah memiliki hobi menggambar dan mendesain sejak ia masih kecil. Dirinya semula bersekolah di sekolah umum. Salah satu guru SMA-nya yang melihatnya sedang menggambar di saat pelajaran tengah berlangsung menegurnya dengan mengatakan apabila Rio seharusnya memilih untuk bersekolah khusus desain daripada sekolah umum. Dan hal itu-lah yang dilakukan Rio kemudian. Ia berhenti dari sekolahnya dan melanjutkan ke Bunka School of Fashion di Jakarta mulai dari tahun 2003 hingga 2004, lalu melanjutkan ke Phalie Studio sampai tahun 2005.
Rio mulai memulai perjalanannya di dunia fashion secara profesional di tahun 2005. Saat itu ia mengikuti lomba merancang pakaian dan masuk sebagai 10 finalis yang terpilih. Tidak lama dari situ, Rio langsung mengikutsertakan dirinya di kompetisi desain di Singapura dan keluar sebagai pemenang untuk kali pertamanya. Berikutnya lagi, masih di tahun yang sama, Rio memenangkan penghargaan mode pertamanya di umur 21 tahun dari acara Mercedes-Benz Asia Fashion Award.
Saat itu rancangan yang ia angkat bertema transgender, dan diberi nama ‘Dualism’—yang perwujudan modenya dapat mewakili sosok pria maupun wanita. Nama Tex Saverio pertama kali dikenal di kalangan fashion designer Indonesia ketika keikutsertaan dirinya dan ketiga rekannya di acara fashion show berjudul Rejuvenate Fashion Regeneration, pada tahun 2010 di Wisma Nusantara. Di acara itu Rio berkesempatan untuk menonjolkan ciri khasnya yang liar, klasik, sekaligus feminim. Koleksinya yang diberi nama ‘My Courtesan’ hadir untuk menutup acara dan mampu mencuri banyak perhatian pengunjung dengan mudah. Inilah pintu awal dimana Tex Saverio dipandang oleh banyak pengamat mode dan mulai mendapat tempat di hati masyarakat—buah manis dari kerja kerasnya yang telah berlangsung selama 4 tahun perjalanannya berkarir sebagai desaigner. Dari tidak terkenal, menjadi terkenal.
Lady Gaga & Tex Saverio
Salah satu karya Tex Saverio yang digunakan Lady Gaga
Itu hanya awal dari gemilangnya karir seorang Tex Saverio, karena pada masa-masa berikutnya rancangannya makin banyak dipesan dan keikutsertaannya dalam fashion show makin diperhatikan oleh mata dunia. Dan di tahun ini, sebuah karyanya yang bernama La Glacon, yang merupakan salah satu koleksi musim seminya di Jakarta Fashion Week, dipilih oleh Lady Gaga untuk dipakai di pemotretan Harper’s Bazaar America edisi bulan Mei. Di pemotretan tersebut Lady Gaga juga akan memakai rancangan Alexander McQueen, Thierry Mugler, Versace—dan ini membuat La Glacon dapat disejajarkan dengan rancangan-rancangan desainer senior lainnya. Bahkan Perez Hilton, seorang selebriti yang telah melihat hasil rancangan Rio mengatakan bahwa Rio memiliki bakat setara dengan McQueen—sang perancang mode ternama di Inggris—dan disebut sebagai McQueen Indonesia.
Kini di umurnya yang ke-26 tahun, Rio lebih banyak menghabiskan waktunya di Eropa, dan karyanya memang memiliki kesan Eropa klasik yang kental namun seksi. Meskipun begitu, Rio mengaku bahwa ia rindu akan Jakarta dan suatu hari ia berniat untuk menetap lagi di tanah kelahirannya. Sayangnya, meskipun karya Rio mendapat pesanan yang membludak dan sukses, tapi karyanya tidak lagi bisa dihadirkan di Indonesia secara bebas.
Ini karena konsep ‘wild’ yang menjadi ciri khas Rio dianggap sulit untuk dapat dikonsumsi oleh orang Indonesia ataupun dipakai dalam acara resmi. Namun itu bukan berarti nama Rio dipudarkan di dunia mode Indonesia, justru sebaliknya, banyak designer Indonesia yang bangga akan kiprah perancang muda tersebut karena dapat mengangkat nama bangsa di kancah Internasional. Rio pun mengatakan bahwa apapun yang terjadi, ia tetap akan berusaha untuk menjadi perancang terbaik baik di Indonesia maupun Internasional.

10 KAMPUS TERBAIK SENI DAN DESAIN

SETIAP kampus biasanya memiliki program unggulan yang menjadi kebanggan. Tolok ukur fakultas atau program studi (prodi) yang begitu diminati para mahasiswa ini sangat beragam. Mulai dari kualitas materi ajar, tenaga pendidik, serta daya serap lulusan perguruan tinggi tersebut di dunia kerja.

Bagi kamu yang mencintai dunia seni dan desain serta berencana melakukan studi di luar negeri, berikut daftar 10 besar kampus spesialis seni dan desain yang patut menjadi pilihan. Demikian seperti disitat, dari Telegraph, Jumat (18/5/2012).

1. Brunel University
Kampus yang dinamakan sesuai perancang Clifton Suspension Bridge, Isambard Kingdom Brunel ini menawarkan prospek kerja terbaik bagi mahasiswa jurusan seni dan desain. Tahun lalu, 75 persen lulusan Brunel University telah bekerja dalam kurun waktu enam bulan setelah lulus. Sebanyak 84 persen mahasiswa tersebut menyatakan puas terhadap jurusan yang ditempuhnya. Selain itu, departemen seni dan desain Brunel University merupakan fakultas yang paling dermawan dengan menghabiskan Rp82 juta per mahasiswa tiap tahunnya.

2. Heriot-Watt University
Para sarjana Heriot-Watt terkenal dengan desain mereka, yakni Nessie, robot dalam air dan pemenang kompetisi MOD untuk menemukan teknologi militer masa depan. Dari 530 mahasiswa jurusan seni dan desain Heriot-Watt tahun lalu, sebesar 72 persen telah mendapatkan pekerjaan dalam kurun enam bulan setelah lulus. Sementara 75 persen dari mereka mengaku puas dengan perkuliahan yang mereka jalani.

3. Ravensbourne University
Ravensbourne merupakan universitas yang spesialis yang memiliki misi untuk kreatif menerapkan teknologi digital untuk desian dan komunikasi. Tahun lalu, tercatat, 67 persen lulusan jurusan seni dan desain dari kampus ini telah bekerja dalam kurun waktu enam bulan setelah kelulusan.

4. Glasgow School of Art
Salah satu institusi kreatif tertua di Inggris ini tahun lalu memproduksi 905 lulusan jurusan seni dan desain. Dari jumlah tersebut, sebesar 66 persen mendapatkan pekerjaan setelah enam bulan lulus. Bagi para pelajar yang berminat untuk menjadi mahasiswa di sini, maka kamu harus memperoleh poin 365 UCAS.

5. University of Huddersfield
Salah satu karya lulusan seni dan desain universitas ini, Martin Jordan, yakni alat pemasang paku atau Nail It berhasil menarik perhatian sebuah perusahaan besar pada pameran nasional. Jordan merupakan representatif dari 61 persen lulusan seni dan desain University of Huddersfield yang bekerja setelah enam bulan lulus.

6. Bournmouth University
Dari 535 mahasiswa seni dan desain yang lulus tahun lalu, sebanyak 61 persen dari mereka bekerja dalam waktu enam bulan setelah menjadi sarjana. Kampus ini juga merupakan salah satu tempat yang paling memuaskan untuk belajar dengan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap materi ajar sebesar 82 persen.

Salah satu alumni Bournmouth University, yakni Rhymes Simon merancang Bulbed Egg Maker saat masih berstatus mahasiswa. Alat yang telah dipatenkan itu dapat menghasilkan telur matang dengan sempurna setiap waktu dengan menggunakan 1/3 energi tradisional diperlukan.

7. Arts University College at Bournemouth (AUCB)
AUCB adalah salah satu dari 15 lembaga pendidikan tinggi di Inggris yang ditujukan semata-mata untuk mempelajari seni, desain, dan media. Tahun lalu, sebesar 60 persen lulusan seni dan desain berhasil masuk ke dunia kerja dalam waktu enam bulan setelah kelulusan. Secara keseluruhan, sebesar 76 persen siswa menyatakan puas dengan perkuliahan yang mereka dapatkan.

8. Edinburgh Napier University
Edinburgh Napier University adalah kampus pertama di Inggris yang menawarkan gelar dengan akreditasi profesional. Sebesar 60 persen lulusan seni dan desain tahun lalu telah mendapat pekerjaan setelah enam bulan meninggalkan kampus.

9. Nottingham Trent University
Jurusan seni dan desain di Nottingham Trent University merupakan tempat kedua terbesar di Inggris dengan menampung sebanyak 2.885 mahasiswa pada tahun lalu. Sebesar 59 persen lulusan pada tahun lalu telah berhasil mendapatkan pekerjaan setalah enam bulan lulus. Sementara tingkat kepuasan perkuliahan mencapai 76 persen.

10. Edinburgh College of Art
Sebesar 57 persen lulusan seni dan desain Edinburgh College of Art tahun lalu berhasil mendapatkan pekerjaan dalam kurun waktu enam bulan setelah meraih gelar sarjana.(mrg)(rfa)